Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

ALMAMATERKU KEBANGGAANKU SEPANJANG MASSA

Rabu, 10 November 2010

HUKUM DAN ADAB DALAM BERQURBAN

Rabu, 10 November 2010
0 komentar

"HUKUM DAN ADAB BERQURBAN"

( Penulis : “Muawiyah Muhammad Haikal” )

(sumber : alb4nt4ni.wordpres.com)

Dalam Agama Islam Ibadah qurban memiliki kedudukan yang Agung, karena qurban merupakan syi’ar-asi’ar agama yang sangat agung yang berkaitan dengan harta. dan dengannya seorang hambabisa mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. dan dalam Ibadah ini banyak sekali dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjelaskan tentang keutamaan yang terkandung didalamnya.

PENGERTIAN UDH-HIYAH (HEWAN QURBAN)

Udh-hiyah adalah istilah untuk binatang yang disembelih pada hari raya ‘Idul Adh-ha dan hari-hari tasyrik (Tanggal, 11 dan 13 Dzulhijjah) dalam rangka ber-Ibadah kepada Allah Ta’ala baik berupa qurban Unta, Sapi, maupun Kambing.

Allah Subhanahu Wata’ala, Berfirman :

“Maka dirikanlah sholat karena Rabbmu dan berqurbanlah”. (Al-Kautsar :2)

Allah Subhanahu Wata’ala juga, Berfirman :

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, Ibadahku (qurban), hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam. tiada sekutu bagi-Nya, dan yang demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (Al-an’am :162-163)

Dari Anas Radhiallahu’Anhu, ia berkata :

“Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’sallam berqurban dengan dua ekor kambing yang bulunya didominasi dengan warna putih dan bertanduk, beliau Sallallahu Alaihi Wa’Sallam menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri. beliau membaca basmalah, bertakbir dan memposisikan kaki beliau dibagian leher kambing”. (HR. Bukhari)

Berdasarkan dalil-dalil ini, maka seluruh ulama kaum muslimin bersepakat mengatakan bahwa Ibadah Qurban ini disyari’atkan, karena Nabi Sallallahu Alaihi Wa’Sallam juga senantiasa melakukannya.

HIKMAH DI SYARI’ATKANNYA IBADAH QURBAN

Ada beberapa hikmah yang dapat kita petik. yang terkandung dalam syari’at Ibadah Qurban, diantaranya adalah :

  1. Sebagai Ibadah untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Azza Wajalla karena Ibadah qurban ini termasuk ibadah yang agung yang dapat mendekatkan seseorang kepada Rabb.
  2. Berqurban berarti menghidupkan sunnah para iama ahli tauhid yaitu Nabi Ibrahim Alaihis Sallam. karena Allah telah memberikan wahyu kepada beliau untuk menyembelih anaknya Ismail Alaihis Sallam. yang kemudian Allah menebusnya dengan seekor kambing dan kemudian beliau menyembelih kambing tersebut. Allah Berfirman ….. “Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (As-Shaffat:107)
  3. Sebagai wujud syukur kepada Allah Azza Wajalla yang telah menundukkan binatang terna untuk kita semua. Allah Berfirman : “Demikianlah kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqaan dari kamulah yang dapat mencapainya. demikianlah, Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Al-Hajj : 36-37)
  4. Berbagi dengan orang-orang fakir yang ada disekitar kita dihari yang mulia ini, Hari Raya Idul Adh-ha.

HUKUM DALAM BERQURBAN

Para ulma telah bersepakat bahwa berqurban itu disyari’atkan. adapun perbedaan pendapat diantara mereka berkaitan tentang hukumnya secara terperinci, diantaranya :

PENDAPAT PERTAMA

Pendapat yang mengatakan hukumnya wajib. ada beberapa dalil yang dijadikan dasar oleh para ulama yang mengatakan hukumnya wajib, berikut ini adalah dalil-dalil yang mereka kemukakan :

Hadits Abu hurairah Radhiallahu’ Anhu, ia berkata :

Beliau Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam bersabda : … “Barangsiapa yang memiliki kemampuan (keluasan rizki) dan tidak menyembelih, maka jangan dekati tempat shalat kami” (Shahihul Jami : no 6490)

Penjelasan mereka tentang hadits ini : ….. Rasulullah melarang mendekati tempat shalat bagi orang-orang yang mampu tapi tidak mau berqurban, hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut telah meninggalkan suatu perkara yang wajib, maka seakan-akan tidak ada gunanya ia mendekati tempat shalat ‘Id.

Hadits Jundab bin ‘Abdillah Radhiallahu ‘Anhu, berkata :

Aku menyaksikan Nabi Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam pada hari Nahr (‘Id AL Adh-ha), Belaiu Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam bersabda : …”Barangsiapa yang menyembelih (hewan qurbannya) sebelum shalat, hendaklah menyembelih (hewan qurban lagi) sebagai penggantinya. dan barangsiapa yang belum menyembelih, maka sembelihlah dengan nama Allah”. (Muttafaqun ‘alaih)

Penjelasan mereka tentang hadits ini : ….. Perintah yng terkandung daam hadits ini menunjukan hukum wajib.

Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam saat wukuf di padang ‘Arafah :

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya disetiap tahun wajib bagi setiap keluarga untuk berqurban dan ‘Atirah. Beliau berkata : ….. Tahukah kalian apakah ‘atirah itu …? yaitu yang kalian namakan Rajabiyah (Shahih At-Tirmidzi no. 1225)

Abu Ubaid Rahimahullah, berkata :

“Atirah adalah sebutan bagi hewan yang disembelih pada masa jahiliyah dalam rangka ber-Ibadah. dan kemudian ajaran ini dihapus oleh Islam”. (Gharibul Hadits)

Ibnu Atsir Rahimahullah, berkata :

“(budaya) ‘Atirah sudah dihapus, kejadian ituberlangsung pada masa awal Islam”. (Jami’ul Ushul)

PENDAPAT KEDUA

Pendapat yang mengatakan hukumnya Mustahab (Sunnat). mereka berdalil dengan hadits berikut.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’sallam, bersabda :

“Jika telah masuksepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang diantara kalian ingin menyembelih qurban, maka jangan memotong sedikit pun dari rambut dan kukunya” (HR. Muslim)

Penjelasan mereka tentang hadits ini ….. hadits ini memuat dalil yang menunjukan berqurban itu tidak wajib, seandainya berqurban itu wajib maka Rasulullah tidak akan mengatakan … “seandainya salah seorang diantara kalian Ingin menyembelih qurban” …

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, mengatakan :

“Zhahirnya (secara tekstual) wajib, orang yang mampu namun tidak melakukannya, maka dia berdosa. karena Allah menyebutkannya beriringan dengan perintah shalat.

Allah Azza Wajalla, Berfirman :

“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berqurbanlah”. (Al-Kautsar : 2)

Allah Azza Wajalla, Juga Berfirman :

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, Ibadahku (qurban) … “. (Al-An’am : 162)

Allah Azza Wajalla memperlihatkan dan mengulanginya dengan menyebutkan hukum, kegunaan dan manfaatnya dalam surat Al-Hajj, Sesuatu yang keadaannya seperti ini mestinya bersifat wajib dan menjadi wajib bagi yang mampu, karena orang yang tidak mewajibkan, tidakmemiliki nash (dalam hal ini). landasan mereka hanyalah Sabda Rasulullah : ….. Barang siapa yang Ingin berqurban …..

Sesuatu yang wajib, tidak dikaitkan dengan “keinginan” atau tidak ingin, karena ini adalah pernyataan yang bersifat global. memang sesuatu yang wajib tidak diserahkan kepada kehendak hamba, namun terkadangdisandarkan pada syarat untuk menjelaskan kedudukan hukumnya seperti pada :

Firman Allah Azza Wajalla :

“Hai orang-orang yang ber-Iman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengankedua mata kaki” (Al-Maidah : 6)

Mereka memaknaiayat ini : ….. Jika kalian ingin melaksanakannya, ….. padahalthaharah hukumnya wajib.

Allah Azza Wajalla, Juga Berfirman :

“Al-Qur’an itu tiadalain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagisiapa diantara kamu yang Ingin menempuh jalan yang lurus”. (At-Takwir 27-28)

Berkeinginan untuk tetap Istiqomah diatas jalan yang lurus hukumnya juga wajib. sebagaimana halnya berqurban juga wajib atas siapa saja yang mampu. (Majmu Fatawa)

JENIS HEWAN QURBAN TERBAIK

Para Ulama sepakat bahwa hewan yang bisa dijadikan qurban hanyalah binatang ternak yang terdiri dari : (Unta, Sapi, dan Kambing)

Allah Subhanahu Wata’ala, Berfirman :

“Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rizki yang telah Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak ………” (AL-Hajj :28)

Juga tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam dan para sahabat pernah berqurban dengan selain binatang ternak, adapun tentang yang mana yang terbaik …? para ulama dalam hal ini berbeda pendapat. dan mayoritas pendapat mengatakan bahwa hewan qurban terbaik secara berurutan adalah Unta, lalu sapi, lalu kambing. mereka berdalil dengan hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, Bersabda :

“Barangsiapa mandi pada hari jum’at layaknya mandi junub kemudian berangkat, maka seakan-akan berqurban dengan seekor Unta. dan barangsiapa yang berangkat pada jam kedua, maka seakan-akan berqurban dengan seokor sapi. dan barangsiapa yang berangkat pada jam ketiga, maka seakan-akan berqurban dengan seekor kambing bertanduk. barangsiapa yang berangkat pada jam keempat, maka seakan-akan berqurban dengan seekor ayam. dan barangsiapa yang berangkat pada jam kelima, maka seakan-akan berqurban dengan sebutir telur. Apabila Imam sudah keluar (menuju masjid), maka malaikat pencatat menghadiri hutbah untuk mendengarkannya”

Dengan demikian maka Unta labih baik daripada sapi dan kambing dikarenakan jumlah dagingnya yang lebih banyak dan lebih bermanfaat bagi orang-orang miskin.

HEWAN YANG BOLEH UNTUK QURBAN

Dalam menentukan kriteria hewan yang boleh untuk di qurban adalah sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya :

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, Bersabda :

“Ada empat hewan-(dalam riwayat lain) : tidak sah dalam berqurban : yaitu buta sebelah, sakit yang tampak jelas sakitnya, pincang yang nampak jelas kepincangannya, kurus dan tidak memiliki lemak”. (Hadits Shahih)

Dan dalam riwayat lainnya Rasulullah pernah melarang berqurban dengan hewan yang rusak tanduknya atau yang rusak telinganya. oleh karena itu, seorang muslim harus menjauhkan diri dari hal-hal yang disebutkan diatas dan kita seharusnya ber-Ibadah kepada Allah dengan segala sesuatu yang terbaik dan utama.

USIA HEWAN YANG AKAN DIQURBAN

Binatang yang dijadikan sebagai qurban yaitu binatang yang sudah memenuhi kriteria usia tertentu. kambing sudah bisa dijadikan hewan qurban adalah kambing yang berusia genap setahun. sedangkan kambing yang berusia enam bulan masuk bulan ketujuh (AL-ZADZA’) masih diperselisihkan. dan mayoritas para ulama mengatakan boleh. sedangkan untuk binatang sapi, boleh dijadikan binatang qurban apabila sudah berusia genap dua tahun dan masuk tahun ketiga.

WAKTU PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

Adapun waktu untuk melaksanakan Ibadah qurban adalah setelah selesai shalat ‘Idul Adh-ha. sebagaimana yang di jelaskan dalam hadits Al-Bara’ bin Azib Radhiallahu ‘Anhu.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, Bersabda :

“Amalan pertama yang kita lakukan pada hari ini yaitu shalat kemudian pulang, lalu menyembelih binatang qurban. Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka dia telah sejalan dengan petunjuk kami. Barangsiapa yang menyembelih hewan qurbannya sebelum shalat, maka ia hanyalah daging yang dihidangkan buat keluarganya, dan tidak termasuk nusuk (ibadah) sama sekali”. (HR. Bukhari, no. 5545)

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam juga, Bersabda :

“Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat ‘Idul Adh-ha, maka sesungguhnya dia hanya menyembelih untuk dirinya. dan barangsiapa yang menyembelih sesudah shalat, maka Ibadahnya telah sempurna dan sejalan dengan sunnah kaum muslimin”. (HR. BUkhari. no. 5564)

Berdasarkan hadits diatas, maka waktu untuk melaksanakan penyembelihan hewan qurban dimulai sejak selesai meleksanakan shalat ‘Idul Adh-ha, dan dilanjutkan sampai dengan hari-hari Tasyriq (11,12,dan 13 Dzulhijjah).

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, Bersabda :

“Hari-hari Tasyriq adalah hari-hari buat makan, minum dan dzikrullah”. (HR. Muslim, no. 1141)

AMALAN SUNNAH SAAT AKAN BERQURBAN

Disunnahkan menghadapkan hewan qurban ke arah kiblat, dan menuntunnya dengan baik danmelangsungkan proses penyembelihan dengan cara-cara yang baik pula.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, Bersabda :

“Jika kalian menyembelih, maka lakukanlah dengan cara yang baik”. (HR. Muslim)

Sebagaimana juga disunnahkan saat menyembelih untuk bertakbir dan membaca basmallah sebagaimana telah dijelaskan pada hadits terdahulu yang menyebutkan bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ sallam bertakbir dan membaca basmallah saat menyembelih hewan qurban beliau.

CARA PEMBAGIAN DAGING QURBAN

Dalam hal ini Allah Subhanahu Azza Wajalla, Berfirman :

“Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta”. (Al-Hajj : 36)

Dan dalam ayat lain Allah Azza Wajalla, juga berfirman :

“Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir”. (Al-Hajj : 28)

Menurut para ulama, kata perintah dalam ayat tersebut diatas bermakna ‘Ibahah (boleh dikerjakan atau tidak) atau bersifat ‘Istuhab (sunat). Oleh karena itu, dianjurkan bagi yang berqurban untuk mengkonsumsi daging hewan qurban yang disembelihnya, menghadiahkan sebagiannya dan menyedekahkannya kepada orang lain. dan mereka juga boleh menyimpan daging qurban sebagai persediaan.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, Bersabda :

“….. Makanlah, simpanlah, dan sedekahkanlah”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Adapun berkaitan dengan larangan menyimpan daging sembelihan qurban sebagai persediaan, maka larangan ini telah dinasakh. (Fathul Bari)

Ibnu Qudamah berkata dalam Al-Mughni :

“kita mempunyai riwayat yang berasal dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu, mengenai cara pembagian daging sembelihan qurban yang dilalukan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, beliau menyerahkan sepertiga bagian kepada keluarga untuk dimakan, membagikan sepertiga lagi kepada tetanggadan bersedekah dengan sepertiganya untuk para peminta-minta”. (HR. Abu Musa Al-Ashbahani, sanadnya hasan)

Berdasarkan hadits ini , maka persoalan pembagian daging hewan qurban itu begitu longgar. seandainya disedekahkan semua tanpa mengkonsumsi sebagiannya. atau dihadiahkan seluruhnya hukumnya boleh. Bila dimakan , disimpan dan disedekahkan juga tidak masalah.

HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN QURBAN

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kaum muslimin yanga akan berqurban, diantaranya :

  • Satu kambing cukup untuk satu orang dan cukup untuk satu keluarga, karena Nabi Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam pernah berqurban dengan satu kambing untuk Beliau dan keluarganya. begitu juga satu ekor unta atau sapi cukup untuk qurban tujuh orang, berdasarkan hadits :

Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, mengatakan :

“Kami berqurban pada tahun hudaibiyah bersama Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam satu unta untuk tujuh orang dan satu sapi untuk tujuh orang”. (HR. Muslim, no. 1318)

  • Tidak diperbolehkan menjual bagian apapun dari binatang qurban, baik dagingnya maupun kulitnya. sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits :

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, Bersabda :

“Barangsiapa menjual kulit hewan qurbannya, maka tidak ada qurban baginya”. (Shahihul Jami’)

  • Upah untuk tukang jagal tidak boleh diambil dari binatang qurban, hal ini berdasarkan riwayat.

Dari Ali Radhiallahu ‘Anhu, mengatakan :

“Aku di suruh oleh Rasulullah Sallallahu alaihi Wa’ Sallam mengurusi unta qurban beliau, menyedekahkan daging dan kulit serta agar tidak memberikan apapun kepada tukang jagal, dan kami memberi tukang jagal sesuatu dari milik kami” (HR. Imam Muslim)

Tukang jagal boleh diberi daging qurban sebagai sedekah jika ia miskin atau sebagai hadiah jika ia kaya.

  • jika ada orang yang mewajibkan dirinya untuk berqurban dengan binatang tertentu, kemudian binatang tersebut mati atau hilang atau terlepasakibat kelalaiannya, maka dia wajib berqurban dengan hewan yang semisal. namun jika ini terjadi tanpa ada unsur kelalaiannya, maka tidak ada kewajibanapapun untuknya. jika hewan itu kembali maka dia wajib untuk menyembelihnya, baik kembalinya masih dalam masa qurban ataupun telah lewat masa berqurban. (Al-Umm, Al-Mughni)
  • Disunnahkan untuk menggemukkan hewan qurban dan memperlakukannya dengan baik. karena yang demikian ini termasuk mengagungkan syi’ar Allah Azza Wajalla.

Allah Azza Wajalla, Berfirman :

“Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allag, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”. (Al-Hajj : 32)

Dari Abu Umamah bin sahl Radhiallahu ‘Anhu, mengatakan :

“Kami menggemukkan hewan qurban di madinah dan kaum muslimin juga menggemukkannya. karena menggemukkan hewan qurban akan memperbanyak ganjaran dan lebih bermanfaat bagi orang-orang”.

  • Semestinya seorang muslim menyembelih hewan qurbannya ditempat tinggalnya dan melakukannya sendiri. karena ini merupakan syari’at yang harus kita jaga, sehingga anak-anak kita dapat menyaksikan penyembelihan dan pembagian dagingnya secara langsung, dengan demikian syari’at ini akan tetap terjaga. karena tujuan utama pemotongan hewan qurban ini bukanhanya sedekah bagi orang-orang miskin, namun tujuan utamanya adalah membuktikan ketaqwaan seorang hamba kepada Allah Azza Wajalla dengan mengalirkan darah binatang qurban.

Allah Azza Wajalla, Berfirman :

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak akan dapat mencapai (keridhaan) Allah, tapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”. (Al-Hajj : 37)

Dengan demikian maka tidak disyart’atkan untuk membawa binatang qurban keluar dari daerah orang yang berqurban. sebab masih banyak orang setempat yang membutuhkannya. sehingga manfaat yang didapatkan oleh orang-orang yang membutuhkannya menjadi pintu kebaikan bagi yang berqurban.

  • Kaum muslimin yang benar-benar tidak mampu melaksanakan Ibadah ini, dia telah mendapatkan ganjaran sebagaimana orang yang berqurban.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, Bersabda :

“Ya Allah … ini adalah qurban dariku dan ummatku yang tidak (bisa) berqurban”. (Irwaa’ul Ghalil)

Dan akhirnya marilah kita saling berlomba-lomba untuk menjaga dan mengagungkan syiar ini dan mengamalkannya sesuai tuntunan Nabi Sallallahu Alaihi Wa’ Sallam, semoga Allah senantiasa menolong kita dan menerima semua amal Ibadah kita.


read more

TANGGAP BENCANA MERAPI 2010

0 komentar



Untuk menyikapi bencana meletusnya Gunung Merapi, Anda dapat menyalurkan donasi untuk meringankan beban saudara-saudara kita kaum Muslimin melalui program

"TANGGAP BENCANA MERAPI 2010"

Yang Dikoordinasi Oleh Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA) Yogyakarta

Anda dapat menyalurkan bantuan melalui kami dalam bentuk uang.

Bantuan dapat disalurkan ke:

Rekening BNI UGM Yogyakarta

Nomor rekening 0125792540 a.n. Devi Novianti

Rekening Bank Syari’ah Mandiri Cabang 094 Kaliurang Yogyakarta

Nomor rekening 0947008920 a.n. Ginanjar Indrajati Bintoro

Rekening Bank Mandiri Cabang Yogyakarta Gedung Magister 13705

Nomor rekening 137-00-065.4879-2 a.n. Bintoro

Rekening BCA

Nomor rekening 0130537146 a.n. Hanif Nur Fauzi


Bagi anda yang telah berpartisipasi, harap mengkonfirmasikan diri kepada kami melalui sms dengan format sebagai berikut:

Nama/Alamat/TanggalKirim/JumlahUang/RekeningTujuan/Merapi

Kirim Ke nomor

0852 5205 2345 (Wiwit Hardi P.)

atau

0856 4305 2159 (Nizamul Adli)


Atas partisipasi dan perhatian anda kami ucapkan jazaakumullahu khairaa..

-Donasi Peduli Umat-

Divisi Dakwah Masyarakat

Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

http://muslim.or.id/dari-redaksi/tanggap-bencana-merapi-2010.html


read more

DONASI KORBAN MERAPI 2010

0 komentar


DONASI KORBAN MERAPI 2010

RADIO SUARA QUR'AN 94,4 FM


Ribuan Pengungsi Membutuhkan Segera Bantuan Anda
Bahan makanan, Selimut, Sarung, Mukena Dan Dana Operasional Kami Salurkan Melalui Posko Pengungsian Yang Dikoordinasi Oleh Para Ustadz Di Daerah Magelang


DONASI BERUPA UANG

MELALUI


BANK MANDIRI NO. 136 000 722 8577

Atas Nama M. Wujud


BANK BCA KCP TIDAR MAGELANG

NO. 344 026 9124

Atas Nama M. Wujud



DONASI BERUPA BARANG
HUBUNGI

USTADZ HADID SYAIFUL ISLAM

(0813 2913 1470)


BANTUAN JUGA BISA DIKIRIM MELALUI

PERWAKILAN KAMI

SOLO (0878 3623 5468)
SRAGEN (0813 2925 0400)

SUKOHARJO (0852 9315 5252)

KARANGANYAR (0852 932 552 533)
KLATEN (0815 7850 6253)
BOYOLALI (0815 6733 189)
MADIUN (0812 5933 9111)



RADIO SUARA QUR'AN 94,4 FM


read more

Selasa, 14 September 2010

SELAMAT IDUL FITRI 1431 H

Selasa, 14 September 2010
0 komentar

ANDAI JEMARI TAK SEMPAT BERJABAT
ANDAI RAGA TAK DAPAT BERTATAP
BILA ADA KATA YANG TERSELIP DUSTA
BILA ADA SIKAP YANG MEMBALUT LARA
DAN BILA ADA LANGKAH YANG MENOREH LUKA
SEMOGA MASIH ADA MAAF YANG TERSISA
SEIRING SAYUP TERDENGAR TAKBIR NAN SYAHDU
PERTANDA RAMADHAN SEGERA BERLALU
AMPUNAN DIHARAP BAROKAHPUN DIDAPAT

KAMI SEGENAP
"KELUARGA BESAR ALUMNI"
SMU N 1 PONTANG


Mengucapkan


read more

Minggu, 08 Agustus 2010

BEKAL MENYAMBUT BULAN RAMADHAN (DOWNLOAD KAJIAN ISLAM)

Minggu, 08 Agustus 2010
0 komentar
BERGEMBIRALAH
MENYAMBUT BULAN PENUH BERKAH
DIALAH TITIAN MENUJU JANNAH
MENGGAPAI AMPUNAN DAN MAGHFIROH
MARHABAN YAA RAMADHAN
AHLAN WA SAHLAN YA SYAHRUL MUBAROK

Berikut adalah kumpulan audio kajian ilmiah untuk bekal Ramadhan yang dikumpulkan oleh tim blog.assunnah.web.id

  1. Ceramah Ramadhan oleh Ust. Zainal Abidin Syamsuddin. Merupakan ceramah yang direkam dari siaran Kaji Kitab di Radio Dakta 107 FM Bekasi. Terdiri dari beberapa kajian yang kami rangkumkan dari Vila Baitullah. Ceramah ini sangat mudah untuk dipahami dan kami menyarankan agar anda memberikan kajian ini kepada keluarga dan teman-teman. Download:
    1. Muqaddimah Ramadhan 1. Yang kami dapatkan dari sumbernya tidak lengkap. Insya Allah bermanfaat. Membahas tentang fadhilah puasa dan puasa Ramadhan serta ancaman orang yang meninggalkannya.
    2. Muqaddimah Ramadhan 2. Membahas lanjutan mengenai puasa Ramadhan dan sebagian besar mengenai Nishfu Sya’ban.
    3. Penentuan Awal Bulan (Ramadhan dan Syawwal). Membahas bagaimana penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawwal. Menjelaskan kedua perbedaan penggunaan hisab dan rukyah lalu menyimpulkannya. Selengkapnya baca uraian kami.
    4. Shalat Tarawih. Pembahasan mengenai shalat-shalat di bulan Ramadhan, seperti shalat witir, tarawih, qiyamul lail dan tahajjud.
    5. I’tikaf di bulan Ramadhan. Membahas tentang i’tikaf mulai dari hukum, adab-adab, larangan-larangan dan pertanyaan-pertanyaan seputar tentang i’tikaf.
  2. Daurah Bekal-Bekal Menuju Ramadhan Mubarak oleh para mahasiswa S2/S3 Universitas Islam Madinah tahun 2008. Sumber: Ngaji-Online. Berikut materi pembahasannya:
    1. Menyambut Bulan Seribu Bulan oleh Ust. Abdullah Roy. Download.
    2. Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan Seputar Shalat Tarawih oleh Ust. Firanda. Download.
    3. Penentuan Ramadhan dan Hari Raya oleh Ust. Muhammad Arifin bin Badri, MA. Download.
    4. Bid’ah-Bid’ah di Bulan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Nur Ihsan. Download.
    5. Orang-Orang yang Mendapat Keringanan Tidak Berpuasa oleh Ust. Abdullah Roy. Download.
    6. Sunnah-sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di Bulan RamadhanDownload. oleh Ust. Aspri Rahmat.
    7. Berhari Raya Sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa SallamDownload. oleh Ust. Anas Burhanuddin.
  3. Doa-doa di bulan Ramadhan oleh Ust. Abu Ihsan Al-Atsary. Download.
  4. Fatwa Fatwa Ramadhan, pemateri: Ust. Kholid Syamhudi. Terdiri dari 17 audio kajian. Silahkan kunjungi ke daftarnya untuk mendownload.
  5. Fatwa Seputar Ramadhan oleh Ust. Abu Abdurrahman Abdul Aziz as-Salafy. Download.
  6. Hadits Shohih dan Dho’if Seputar Puasa Ramadhan oleh Ust. Abu Abdurrahman Abdul Aziz as-Salafy. Download.
  7. Majalis Syahri Ramadhan oleh Ust. Aris Munandar. Merupakan serial kajian yang mengupas kitab “Majalis Syahri Ramadhan” oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah. Sumber: Ngaji-Online.com. Yang baru dipublikasikan baru 10 file. Silahkan pantau feed-nya, siapa tahu mereka akan mempublikasikannya pada tahun ini. Rincian pembahasan. Silahkan download:
    1. Bagian 1. Download.
    2. Bagian 2. Download.
    3. Bagian 3. Download.
    4. Bagian 4. Download.
    5. Bagian 5. Download.
    6. Bagian 6. Download.
    7. Bagian 7. Download.
    8. Bagian 8. Download.
    9. Bagian 9. Download.
    10. Bagian 10. Download.
  8. Nasihat bagi Muslim Setelah Romadhon oleh Ust. Badrussalam, Lc. Download.
  9. Penentuan Ramadhan dan Hari Raya oleh Ust. Muhamad Arifin Badri, MA. Download.
  10. Ramadhan dan Qiyamullail, pemateri: Ust. Zainal Abidin Syamsuddin. Download.
  11. Renungan Awal Ramadhan 1429H, pemateri: Ust. Abdullah Shaleh Hadrami. Download.
  12. Renungan Ramadhan (Khutbah Jum’at) oleh Ust. Abdullah Shaleh Hadrami. Download.
  13. Risalah Ramadhan, pemateri: Ust. Zainal Abidin Syamsudin, Lc. Download.
  14. Bekal Ibadah Menuju Ramadhan, pemateri: Ust. Zainal Abidin Syamsudin, Lc. Download.
  15. Sifat Puasa Nabi oleh Ust. Abdurrahman Thayyib, Lc. Download.
  16. Sifat Puasa Nabi oleh Ust. Yazid Jawas. Download.
  17. Tanya Jawab Seputar Puasa oleh Ust. Abu Karimah ‘Askariy. Terdiri dari 4 file. Download.
    1. Hadits Do’a Malaikat
    2. Nasehat Salaf dan Tanya-jawab seputar Ramadhan
    3. Pembatal puasa bag. 2
    4. Permasalahan Seputar Ramadhan
  18. Bersemilah Ramadhan oleh Ustadz Armen Halim Naro, Lc. Rahimahullah. Terdiri dari 8 file. Download.

read more

BERSEMILAH RAMADHAN (DOWNLOAD KAJIAN ISLAM)

0 komentar

“BERSEMILAH RAMADHAN”

(Ustadz Armen Halim Naro Rohimahulloh)

bersemilah ramadhan

RAMADHAN

SILAHKAN DOWNLOAD KAJIANNYA DISINI

BERSEMILAH RAMADHAN 1
BERSEMILAH RAMADHAN 2
BERSEMILAH RAMADHAN 3
BERSEMILAH RAMADHAN 4
BERSEMILAH RAMADHAN 5
BERSEMILAH RAMADHAN 6
BERSEMILAH RAMADHAN 7
BERSEMILAH RAMADHAN 8

Dibalik setiap ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla tentu ada hikmah yang dapat dipetik oleh seorang muslim, ada pula pelajaran yang diperoleh dari aktifitas ibadah tersebut, karena satu ibadah mempunyai ikatan dengan ibadah yang lainnya, sebagaimana melakukan suatu kebaikan, tentu melahirkan kebaikan lainnya. Dalam bulan Ramadhan banyak rangkaian ibadah yang dikerjakan oleh seorang muslim, dari rangkaian tersebut diharapkan ia dapat banyak belajar untuk bekal di bulan-bulan berikutnya. Kajian ini menguraikan benang-benang hikmah dan menampakkan guratan guratan iman yang semuanya diambil dari ramuan Al Qur’an dan As Sunnah serta dicampur dengan sedikit pengalaman hidup para Salafush Shalih. Mudah-mudahan kajian ini bermanfaat dan sebagai motivasi untuk menyongsong Ramadhan tahun ini.

Semoga Allah Azza wa Jalla berkenan mengampuni dosa dan menutup aib-aib kita. Amin Manusia keluar dari perut ibunya dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Ketidaktahuan itu tidak hanya dalam hal yang berkaitan dengan kehidupan dunianya saja, akan tetapi dalam hal akhiratnya yaitu cara beribadah dan bermuamallahnya kepada Allah Azza wa Jalla Semuanya harus dengan belajar, dan sebaik-baiknya kesempatan belajar dan meningkatkan mutu ibadah kepada Allah Azza wa Jalla adalah bulan Ramadhan, bulan kebaikan, bulan penggandaan ganjaran, bulan bazar surga Allah Azza wa Jalla, bulan dimana dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka, bulan diturunkannya Al-Qur’an dan bulan yang didalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Tapi kenyataannya banyak diantara kita yang tidak tahu cara bermu’amalah dan bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla.

Alangkah meruginya seorang muslim yang apabila telah datang kepadanya bulan Ramadhan tapi dia tidak bisa mengambil nilai-nilai takwa yang ada didalamnya, padahal tujuan puasa Ramadhan adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa. Karena itu kami hadirkan MP3 ini yang insyaAllah bisa kita jadikan guru untuk mengetahui bagaimana cara beribadah dan bermu’amalah dibulan Ramadhan karena berisikan kajian bagaimana belajar meningkatkan mutu doa, membaca Al-Qur’an, mendermakan harta dan ibadah-ibadah lain yang disunnahkan dalam bulan Ramadhan. MP3 ini juga berisikan tentang fiqh puasa, hakekat puasa dan hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa Ramadhan. Ramadhan adalah pembelajaran dan banyak pelajaran yang bisa kita ambil darinya, mudah-mudahan kita bisa menjadi orang-orang yang bertakwa


read more

BERSEMILAH RAMADHAN (DOWNLOAD E-BOOK SEPUTAR RAMADHAN)

0 komentar
Sungguh tidak terasa, Ramadhan telah berada di ambang pintu. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk mempertemukan kita dengan bulan mulia itu. Tidak itu saja, semoga kita dapat memaksimalkan kesempatan itu. Sebagaimana amal-amal lainnya, sudah patut bagi kaum muslimin untuk mengetahui / mengilmui terlebih dahulu segala hal yang berkaitan dengan puasa, dan khususnya hal-hal seputar Ramadhan.

Berikut kami himpunkan artikel dan ebook tentang puasa dan Ramadhan dari berbagai situs sunnah.

  1. Agar Puasa Lebih Bermakna oleh Ust. Abu Umar Basyir. Tulisan ini menjelaskan secara singkat mengenai keutamaan puasa dan Ramadhan serta amalan-amalan sunnah apa saja yang dapat dilakukan untuk mengisi bulan Ramadhan dengan penuh makna. Sumber: Vila Baitullah.
  2. Beberapa Kekeliruan Kaum Muslimin Seputar Lailatul Qadar oleh Syaikh Masyhur bin Hasan yang diterjemahkan oleh redaksi majalah As-Sunnah dari Al Ashalah, Edisi 3/15 Sya’ban 1413H halaman 76 – 78. Tulisan ini mengulas kesalahan-kesalahan dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin berkaitan dengan Lailatul Qadar. Sumber: Vila Baitullah.
  3. Beginilah Seharusnya Seorang Muslim Di Bulan Ramadhan!!! oleh Abu Salma. Sumber: Blog Abu Salma. Link download rusak, silahkan download dari mirror ini.
  4. Bekal-bekal Ramadhan oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu. Sumber: Blog Abu Salma. Link download rusak, silahkan download dari mirror ini.
  5. Berpuasa & Berhari-raya Bersama Orang Banyak oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah yang merupakan salinan dari majalah As-Sunnah 07/III/1419H hal 7 – 10. Artikel ringkas menerangkan kewajiban kita untuk mulai puasa dan berhari-raya bersama kaum muslimin. Sumber: Vila Baitullah.
  6. Bersama Nabi di Bulan Ramadhan oleh Syaikh Muhammad Musa Nasr. Sumber: Blog Abu Salma. Link download rusak, silahkan download dari mirror ini.
  7. Bid’ah-bid’ah Pada Bulan Ramadhan oleh Ust. Abu Ihsan Al-Atsary. artikel ini memuat kumpulan sebagian ritual-ritual yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada bulan Ramadhan, namun nabi mereka sendiri tidak pernah mencontohkannya. Sumber: Vila Baitullah.
  8. Hadits-hadits Dha’if Seputar Ramadhan oleh Ust. Arif Syarifuddin, Lc. Artikel ini memuat kumpulan hadits-hadits dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu) yang berkaitan dengan Ramadhan. Sumber: Vila Baitullah.
  9. Kemungkaran-Kemungkaran Di Hari Raya oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Atsari. Tulisan ini merupakan terjemahan dari risalah beliau yang berjudul “Ahkamul ‘Idain” hal. 80 – 90. Disalin dari majalah Al-Furqon Edisi 3 Th. II 1423H hal 23 – 25. Sumber: Vila Baitullah.
  10. Mendulang Sunnah Nabi Pada Hari Raya ‘Iedul Fitri oleh Ust. Abu Ihsan Al-Atsary. Tulisan ini membahas sunnah-sunnah Hari Raya ‘Idul Fitri. Sumber: Vila Baitullah.
  11. Menghidupkan 10 Malam Terakhir Ramadhan oleh Syaikh ‘Abdullah al-Jarullah. Sumber: Blog Abu Salma. Link download rusak, silahkan download dari mirror ini.
  12. Ramadhan Mubarak (Penuh Berkah) oleh Ust. Abu Auf Abdurrahman Attamimi. Sumber: Blog Abu Salma. Link download rusak, silahkan download dari mirror ini.
  13. Seputar Bid’ah Shalat Tarawih oleh Ust. Zainal Abidin Syamsuddin, Lc. Tulisan ini secara khusus menyebutkan sebagian bid’ah-bid’ah seputar shalat Tarawih. Sumber: Vila Baitullah.
  14. Shalat Malam di Bulan Ramadhan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani. Sumber: Maktabah Raudhah Al-Muhibbin. Jika link-nya rusak, bisa download di mirror ini.
  15. Sifat Puasa Nabi oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly & Syaikh Ali Hasan. Buku ini menjelaskan seputar puasa dan bulan Ramadhan. Mulai dari keutamaan, tata cara puasa, shalat-shalat dalam Ramadhan, sampai dengan qadha’, kafarat, fidyah dan zakat fithri serta tidak lupa juga Lailatul Qadr dan i’tikaf. Sumber: Vila Baitullah.
  16. Sifat Tarawih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh Ust. Abu Hamzah Al-Sanuwi, Lc MAg. Tulisan ini mengulas pembahasan tentang karakteristik shalat tarawih yang dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, keutamaan dan permasalahan seputarnya. Sumber: Vila Baitullah.
  17. Studi Kritis Hadits Tentang Jumlah Takbir Shalat ‘Ied oleh Ust. Abu Asma Kholid Syamhudi. Sumber: Vila Baitullah.
  18. Tafsir Ayat Puasa dan Faidah Hukumnya oleh Syaikh Salim bin Ied al-Hilali. Tulisan ini disarikan dari Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhus Shalihin jilid 2 hal 352. Sumber: Blog Abu Salma. Link download rusak, silahkan download dari mirror ini.
  19. Tugas Seorang Muslim Pada Bulan Ramadhan oleh Syeikh Ali Hasan Al Atsari. Sumber: Blog Abu Salma. Link download rusak, silahkan download dari mirror ini.
  20. Waktu Imsak Kebiasaan Ummat Yang Tanpa Tuntunan. Tulisan ini disalin dari majalah As-Sunnah 07/III/1419H hal 18 – 19. Sumber: Vila Baitullah.

Berikut adalah artikel yang terkait dalam kehidupan sehari-hari yang patut juga untuk menjadi perhatian kita pada bulan Ramadhan:

  1. Almanhaj versi Offline tanggal 3 Agustus 2009. Pilihan mirror:
  2. Kekeliruan Imam
  3. Kekeliruan Makmum
  4. Kiat Khusyu’ dalam Shalat
  5. Tanggapan Sekilas Dzikir Bersama
  6. Mengenal Sunnah dalam (hari) Jum’at

Demikian yang dapat kami himpun dari situs-situs sunnah. Jika anda menemukan tambahan lainnya, atau menemukan link yang tidak benar / tidak sesuai, silahkan beritahu kami melalui komentar di bawah ini.

Insya Allah kami akan kembali lagi dengan kumpulan audio untuk bekal Ramadhan.


read more

Jumat, 09 Juli 2010

KEDAHSYATAN AYAT KURSI

Jumat, 09 Juli 2010
0 komentar

"KEUTAMAAN AYAT KURSI"


Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah ta’ala dengan kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain. Surat yang paling agung adalah surat al-Fatihah, sedangkan ayat yang paling agung adalah ayat kursi, yaitu di surat Al-Baqarah, ayat 255. Yang akan kita pelajari bersama dalam kesempatan ini adalah ayat kursi.

Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda :

“Wahai Abul Mundzir (gelar kunyah Ubay), tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”

Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Beliau berkata, “Wahai Abul Mundzir, Tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”

Aku pun menjawab,

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

Maka beliau memukul dadaku dan berkata, “Demi Allah, selamat atas ilmu (yang diberikan Allah kepadamu) wahai Abul Mundzir.” (HR. Muslim no. 810)

Dalam kisah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dengan setan yang mencuri harta zakat, disebutkan bahwa setan tersebut berkata,

“Biarkan aku mengajarimu beberapa kalimat yang Allah memberimu manfaat dengannya. Jika engkau berangkat tidur, bacalah ayat kursi. Dengan demikian, akan selalu ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”

Ketika Abu Hurairah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau berkata,

“Sungguh ia telah jujur, padahal ia banyak berdusta.” (HR. al-Bukhari no. 2187)

Dalam kisah lain yang mirip dengan kisah di atas dan diriwayatkan Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu, disebutkan bahwa si jin mengatakan:

مَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُصْبِحَ ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُمْسِيَ

“Barangsiapa membacanya ketika sore, ia akan dilindungi dari kami sampai pagi. Barangsiapa membacanya ketika pagi, ia akan dilindungi sampai sore.” (HR. ath-Thabrani no. 541, dan al-Albani mengatakan bahwa sanadnya bagus)

Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ، إِلا الْمَوْتُ

“Barangsiapa membaca ayat kursi setelah setiap shalat wajib, tidak ada yang menghalanginya dari masuk surga selain kematian.” (HR. ath-Thabrani no. 7532, dihukumi shahih oleh al-Albani)

Disunnahkan membaca ayat ini setiap (1) selesai shalat wajib, (2) pada dzikir pagi dan sore, (3) juga sebelum tidur.


"TAFSIR AYAT KURSI"


اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

“Allah, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia Yang hidup kekal serta terus menerus mengurus (makhluk).”

Allah adalah nama yang paling agung milik Allah ta’ala. Allah mengawali ayat ini dengan menegaskan kalimat tauhid yang merupakan intisari ajaran Islam dan seluruh syariat sebelumnya. Maknanya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Konsekuensinya tidak boleh memberikan ibadah apapun kepada selain Allah.

Al-Hayyu dan al-Qayyum adalah dua di antara al-Asma’ al-Husna yang Allah miliki. Al-Hayyu artinya Yang hidup dengan sendirinya dan selamanya. Al-Qayyum berarti bahwa semua membutuhkan-Nya dan semua tidak bisa berdiri tanpa Dia. Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di mengatakan bahwa kedua nama ini menunjukkan seluruh al-Asma’ al-Husna yang lain.

Sebagian ulama berpendapat bahwa al-Hayyul Qayyum adalah nama yang paling agung. Pendapat ini dan yang sebelumnya adalah yang terkuat dalam masalah apakah nama Allah yang paling agung, dan semua nama ini ada di ayat kursi.


لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ

“Dia Tidak mengantuk dan tidak tidur.”

Maha Suci Allah dari segala kekurangan. Dia selalu menyaksikan dan mengawasi segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi darinya, dan Dia tidak lalai terhadap hamba-hamba-Nya.

Allah mendahulukan penyebutan kantuk, karena biasanya kantuk terjadi sebelum tidur.

Barangkali ada yang mengatakan, “Menafikan kantuk saja sudah cukup sehingga tidak perlu menyebut tidak tidur; karena jika mengantuk saja tidak, apalagi tidur.”

Akan tetapi, Allah menyebut keduanya, karena bisa jadi (1) orang tidur tanpa mengantuk terlebih dahulu, dan (2) orang bisa menahan kantuk, tetapi tidak bisa menahan tidur. Jadi, menafikan kantuk tidak berarti otomatis menafikan tidur.


لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ

“Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.”

Semesta alam ini adalah hamba dan kepunyaan Allah, serta di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada yang bisa menjalankan suatu kehendak kecuali dengan kehendak Allah.


مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.”

Memberi syafaat maksudnya menjadi perantara bagi orang lain dalam mendatangkan manfaat atau mencegah bahaya. Inti syafaat di sisi Allah adalah doa. Orang yang mengharapkan syafaat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berarti mengharapkan agar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam mendoakannya di sisi Allah. Ada syafaat yang khusus untuk Nabi Muhammad, seperti syafaat untuk dimulainya hisab di akhirat, dan syafaat bagi penghuni surga agar pintu surga dibukakan untuk mereka. Ada yang tidak khusus untuk Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, seperti syafaat bagi orang yang berhak masuk neraka agar tidak dimasukkan ke dalamnya, dan syafaat agar terangkat ke derajat yang lebih tinggi di surga.

Jadi, seorang muslim bisa memberikan syafaat untuk orang tua, anak, saudara atau sahabatnya di akhirat. Akan tetapi, syafaat hanya diberikan kepada orang yang beriman dan meninggal dalam keadaan iman. Disyaratkan dua hal untuk mendapatkannya, yaitu:

  1. Izin Allah untuk orang yang memberi syafaat.
  2. Ridha Allah untuk orang yang diberi syafaat.

Oleh karena itu, seseorang tidak boleh meminta syafaat kecuali kepada Allah. Selain berdoa, hendaknya kita mewujudkan syarat mendapat syafaat; dengan meraih ridha Allah. Tentunya dengan menaatiNya menjalankan perintahNya semampu kita, dan meninggalkan semua laranganNya.


يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ

“Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.”

Ini adalah dalil bahwa ilmu Allah meliputi seluruh makhluk, baik yang ada pada masa lampau, sekarang maupun yang akan datang. Allah mengetahui apa yang telah, sedang, dan yang akan terjadi, bahkan hal yang ditakdirkan tidak ada, bagaimana wujudnya seandainya ada. Ilmu Allah sangat sempurna.


وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ

“Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah kecuali dengan apa yang dikehendaki-Nya.”

Tidak ada yang mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah ajarkan. Demikian pula ilmu tentang dzat dan sifat-sifat Allah. Kita tidak punya jalan untuk menetapkan suatu nama atau sifat, kecuali yang Dia kehendaki untuk ditetapkan dalam al-Quran dan al-Hadits.


وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ

“Kursi Allah meliputi langit dan bumi.”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu menafsirkan kursi dengan berkata:

الكُرْسيُّ مَوْضِعُ قَدَمَيْهِ

“Kursi adalah tempat kedua telapak kaki Allah.” (HR. al-Hakim no. 3116, di hukumi shahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi)

Ahlussunnah menetapkan sifat-sifat seperti ini sebagaimana ditetapkan Allah dan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, sesuai dengan kegungan dan kemuliaan Allah tanpa menyerupakannya dengan sifat makhluk.

Ayat ini menunjukkan besarnya kursi Allah dan besarnya Allah. Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

مَا السَّمَاوَاتُ السَّبْع مَعَ الكُرْسِيِّ إِلاَّ كَحَلْقَةٍ مُلْقَاةٍ بِأَرْض فَلاَةٍ

“Tidaklah langit yang tujuh dibanding kursi kecuali laksana lingkaran anting yang diletakkan di tanah lapang.” (HR. Ibnu Hibban no.361, dihukumi shahih oleh Ibnu Hajar dan al-Albani)


وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا

“Dan Allah tidak terberati pemeliharaan keduanya.”

Seorang ibu, tentu merasakan betapa lelahnya mengurus rumah sendirian. Demikian juga seorang kepala desa, camat, bupati, gubernur atau presiden dalam mengurus wilayah yang mereka pimpin. Namun, tidak demikian dengan Allah yang Maha Kuat. Pemeliharaan langit dan bumi beserta isinya sangat ringan bagi-Nya. Segala sesuatu menjadi kerdil dan sederhana di depan Allah.


وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Allah memiliki kedudukan yang tinggi, dan dzat-Nya berada di ketinggian, yaitu di atas langit (di atas singgasana). Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bertanya kepada seorang budak perempuan: “Di mana Allah?”

Ia menjawab, “Di langit.”

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bertanya, “Siapa saya?”

Ia menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.”

Maka, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berkata kepada majikannya (majikan budak perempuan tersebut -ed), “Bebaskanlah ia, karena sungguh dia beriman!” (HR. Muslim no. 537)

Jelaslah bahwa keyakinan sebagian orang bahwa Allah ada dimana-mana bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadits.

Demikian pula Allah memiliki kedudukan yang agung dan dzatnya juga agung sebagaimana ditunjukkan oleh keagungan kursiNya dalam ayat ini.


Kesimpulan

  1. Semua ayat al-Qur’an agung. Adapun ayat yang paling agung adalah ayat kursi.
  2. Disunnahkan untuk membaca ayat ini setiap selesai shalat wajib, pada dzikir pagi dan sore, dan sebelum tidur.
  3. Penegasan kalimat tauhid.
  4. Arti al-Hayyu dan al-Qayyum yang menunjukkan seluruh nama Allah yang lain.
  5. Semua bentuk kekurangan harus dinafikan dari Allah.
  6. Arti syafaat dan syarat memperolehnya.
  7. Ilmu Allah sangat sempurna.
  8. Kita hanya menetapkan untuk Allah nama dan sifat yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya sesuai dengan keagungan dan kemuliaanNya, tanpa menyerupakannya dengan nama dan sifat makhluk.
  9. Arti dan keagungan kursi Allah.
  10. Ketinggian dan keagungan Allah dalam dzat dan kedudukan.
  11. Kesalahan orang yang mengatakan Allah ada di mana-mana.
  12. Penetapan banyak nama dan sifat Allah yang menunjukkan kemuliaan dan kesempurnaan-Nya.
Wallahu a’lam


Referensi :

  1. Al-Quran dan Terjemahnya
  2. Tafsir Ibnu Katsir
  3. Fathul Qadir, asy-Syaukani
  4. Taysirul Karimir Rahman, Abdurrahman as-Sa’di
  5. Shahih al-Bukhari
  6. Shahih Muslim
  7. Al-Mu’jam al-Kabir, ath-Thabrani
  8. al-Mustadrak, al-Hakim.
  9. Shahih Ibnu Hibban
  10. Shahih Targhib wa Tarhib, al-Albani
  11. Silsilah Ahadits Shahihah, al-Albani
  12. Fathul Majid, Abdurrahman bin Hasan
  13. Fiqhul Asma’il Husna, Abdurrazzaq al-Badr
  14. Al-Qamus al-Muhith, al-Fairuzabadi


Ibnu Abil ‘Izz al-Hanafi berkata

“…tiada kehidupan untuk hati, tidak ada kesenangan dan ketenangan baginya, kecuali dengan mengenal Rabbnya, Sesembahan dan Penciptanya, dengan Asma’, Sifat dan Af’al (perbuatan)-Nya, dan seiring dengan itu mencintai-Nya lebih dari yang lain, dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya tanpa yang lain…”

(Syarah al-Aqidah ath-Thahawiyyah)


read more

Minggu, 27 Juni 2010

AWAS KESYIRIKAN DI SEKITAR KITA ... WASPADALAH ... WASPADALAH

Minggu, 27 Juni 2010
0 komentar
"BUDAYA PENGKULTUSAN KUBURAN"
(Bahaya Syirik Yang Harus Diwaspadai)



(Oleh: Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A)

Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat dan salam buat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah memperjelas tauhid dengan segala sendi dan cabang-cabangnya serta pembatalnya.

Pada kesempatan kali ini kita ingin membahas tentang penyebab dominan timbulna kesyirikan di tengah-tengah umat manusia. Di antaranya yaitu pengkultusan terhadap kuburan nenek moyang dan orang sholih dan yang di anggap sholih. Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika menafsirkan firman Allah azza wa jalla (yang artinya)

Dan mereka berkata: Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa’, Yoghuts, Ya’uq dan Nasr.” [QS.Nuh/71:23]


read more

Rabu, 16 Juni 2010

SEBUAH RENUNGAN UNTUK SAUDARA-SAUDARAKU TERCINTA

Rabu, 16 Juni 2010
0 komentar


"KUTITIP SURAT INI UNTUKMU"

(Karya : Ustadz Armen Halim Naro, Lc rahimahullah)


(DOWNLOAD KAJIANNYA DISINI)


Assalamu’alaikum ……….

Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin.

Wahai Anakku …..

Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara. Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka.

Wahai Anakku …..!!!

Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai Anakku …..

25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi. Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku. Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir. Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air ke kerongkonganku.

Wahai Anakku …..

Telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. Harapanku pada setiap harinya, agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu, itulah kebahagiaanku! Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu. Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang. Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku …..

Ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!! Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku …..

Telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit. Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu. Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engakau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu. Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, “Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!” (QS. Ar Rahman: 60) Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai Anakku …..!!!

Setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu? Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantumu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai Anakku …..!!!

Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain. Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi.

Anakku …..!!!

Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya. Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya, hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya, hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim.

Wahai anakku …..!!!

Ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta’ala, sebagaimana dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!” (HR. Ahmad)

Anakku …..!!!

Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah. Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau bersabda: “Shalat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua”, dan aku berkata: “Kemudian, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun ‘alaih)

Wahai anakku …..!!!

Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku …..!!!

Yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia, wahai Rasulullah?, Rasulullah menjawab, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga”. (HR. Muslim)

Anakku …..!!!

Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku. Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak …..!!!

Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza’ min jinsil amal, “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku …..!!!

Bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku, Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam
Ibumu Yang Selalu Menyayangimu


Berikut Ini Jawaban Surat Dari sang Anak


“Kepada Yang Tercinta Bundaku Yang Kusayang”

Segala puji bagi Allah ta’ala yang telah memuliakan kedudukan kedua orang tua, dan telah menjadikan mereka berdua sebagai pintu tengah menuju surga. Shalawat serta salam, hamba yang lemah ini panjatkan keharibaan Nabi yang mulia, keluarga serta para sahabatnya hingga hari kiamat. Amin…

Ibu ..…

Aku terima suratmu yang engkau tulis dengan tetesan air mata dan duka, dan aku telah membacanya, ya aku telah mengejanya kata demi kata… tidak ada satu huruf pun yang aku terlewatkan.

Tahukah engkau, wahai Ibu ….. bahwa aku membacanya semenjak shalat Isya’ dan baru selesai membacanya setelah ayam berkokok, fajar telah terbit dan adzan pertama telah dikumandangkan?! Sebenarnyalah surat yang engkau tulis tersebut jika ditaruhkan di atas batu, tentu ia akan pecah, sekiranya diletakkan ke atas daun yang hijau tentu dia akan kering. Sebenarnyalah surat yang engkau tulis tersebut tidak tersudu oleh itik dan tidak tertelan oleh ayam. Sebenarnyalah bahwa suratmu itu bagiku bagaikan petir kemurkaan… bagaikan awan kaum Tsamud yang datang berarak yang telah siap dimuntahkan kepadaku…

Ibu ..…

Aku baca suratmu, sedangkan air mataku tidak pernah berhenti!! Bagaimana tidak, sekiranya surat itu ditulis oleh orang yang bukan ibu dan ditujukan pula bukan kepadaku, layaklah orang mempunyai hati yang keras ketika membaca surat itu menangis sejadi-jadinya. Bagaimana kiranya yang menulis itu adalah bunda dan surat itu ditujukan untuk diriku sendiri!!

Aku sering membaca kisah dan cerita sedih, tidak terasa bantal yang dijadikan tempat bersandar telah basah karena air mata, aku juga sering menangis melihat tangisnya anak yatim atau menitikkan air mata melihat sengsaranya hidup si miskin. Aku acap kali tersentuh dengan suasana yang haru dan keadaan yang memilukan, bahkan pada binatang sekalipun. Bagaimana pula dengan surat yang ibu tulis itu!? Ratapan yang bukan ibu karang atau sebuah drama yang ibu perankan?! Akan tetapi dia adalah sebuah kenyataan…

Bundaku yang kusayangi ..…

Sungguh berat cobaanmu ….. sungguh malang penderitaanmu… semua yang engkau telah sebutkan benar adanya. Aku masih ingat ketika engkau ditinggal ayah pada masa engkau hamil tua mengandung adikku. Ayah pergi entah kemana tanpa meninggalkan uang belanja, jadilah engkau mencari apa yang dapat dimasak di sekitar rumah dari dedaunan dan tumbuhan. Dengan jalan berat engkau melangkah ke kedai untuk membeli ala kadarnya, sambil engkau membisikkan kepada penjual bahwa apa yang engkau ambil tersebut sebagai hutang dan hendaklah dicatat dulu. Hutang yang engkau sendiri tidak tahu kapan engkau akan dapat melunasinya.

Ibu ..…

Aku masih ingat ketika kami anak-anakmu menangis untuk dibuatkan makanan, engkau tiba-tiba menggapai atap dapur untuk mengambil kerak nasi yang telah lama engkau jemur dan keringkan, tidak jarang pula engkau simpan untukku sepulang sekolah tumbung kelapa, hanya untuk melihat aku mengambilnya dengan segera. Atau aku masih ingat, engkau sengaja mengambilkan air didih dari nasi yang sedang dimasak, ketika engkau temukan aku dalam keadaan sakit demam.

Ibu ..…

Maafkanlah anakmu ini, aku tahu bahwa semenjak engkau gadis sebagaimana yang diceritakan oleh nenek sampai engkau telah tua sekarang, engkau belum pernah mengecap kebahagiaan. Duniamu hanya rumah serta halamannya, kehidupanmu hanya dengan anak-anakmu. Belum pernah aku melihat engkau tertawa bahagia kecuali ketika kami anak-anakmu datang ziarah kepadamu. Selain dari itu tidak ada kebahagiaan, hari-harimu adalah perjuangan. Semua hidupmu hanya pengorbanan.

Ibu ..…

Maafkan aku anakmu ini! Semenjak engkau pilihkan untukku seorang istri, wanita yang telah engkau puji sifat dan akhlaknya, yang engkau telah sanjung pula suku dan negerinya!! Engkau katakan ketika itu padaku, “Ambilah ia sebagai istrimu, gadis yang pemalu yang pandai bergaul, cantik dan berakhlak mulia, punya hasab dan nasab!.”

Semenjak itu pula aku seakan-akan lupa denganmu. Keberadaan dia sebagai istriku telah membuatku lupa posisi engkau sebagai ibuku, senyuman dan sapaannya telah membuatku terlena dengan sapaan dan himbauanmu.

Ibu ..…

Aku tidak menyalahkan wanita pilihanmu tersebut, karena ia telah menunaikan kewajibannya sebagai istri, terutama perhatiannya dalam berbakti kepadamu, sudah berapa kali ia memintaku untuk menyediakan waktu untuk menziarahimu. Hari yang lalu ia telah buatkan makanan buatmu, akan tetapi aku tidak punya waktu mengantarkannya, hingga makanan itu telah menjadi basi ..…

Aku berharap pada permasalahan ini engkau tidak membawa-bawa namanya dan mengaitkan kedurhakaanku kepadamu karenanya. Karena selama ini, di mataku dia adalah istri yang baik, istri yang telah berupaya banyak untuk kebahagiaan rumah tangganya.

Ibu ..…

Ketika seorang laki-laki menikah dengan seorang wanita, maka seolah-olah dia telah mendapatkan permainan baru, seperti anak kecil mendapatkan boneka atau orang-orangan. Sekali lagi maafkan aku! Aku tidaklah membela diriku, karena dari awal dan akhir pembicaraan ini kesalahan ada padaku.. anakmu ini!! Akan tetapi aku ingin menerangkan keadaan yang kualami, perubahan suasana setelah engkau dan aku berpisah dan perubahan jiwa ketika aku tidak hanya mengenal dirimu, tapi kini aku telah mengenal satu wanita lagi.

Ibu ..…

Perkawinanku membuatku masuk ke dunia baru, dunia yang selama ini tidak pernah kukenal, dunia yang hanya ada aku, istri dan anakku!! Bagaimana tidak, istri yang baik dan anak-anak yang lucu-lucu!! Maafkan aku Ibu… aku merasa dunia hanya milik kami, aku tidak peduli dengan keadaan orang lain, yang penting bagiku adalah keadaan mereka.

Ibu ..…

Maafkan aku, anakmu!! Aku telah lalai… aku telah lupa… aku telah menyia-nyiakanmu!! Aku pernah mendengar kajian, bahwa orang tua difitrahkan untuk cinta kepada anaknya, dan anak difitrahkan untuk menyia-nyiakan orang tuanya. Oleh sebab itu dilarang mencintai anak secara berlebihan dan anak dilarang berbuat durhaka kepada orang tuanya.

Itulah yang terjadi pada diriku, wahai Ibu!! Aku seperti orang linglung ketika melihat anakku sakit, aku seperti orang kebingungan ketika melihat anakku diare. Tapi itu sulit, aku rasakan jika hal itu terjadi padamu atau pada ayah!!

Ibu ..…

Sulit aku merasakan perasaanmu!! Kalaulah bukan karena bimbingan agama yang telah lama engkau talqinkan kepadaku, tentu aku telah seperti kebanyakan anak-anak yang durhaka kepada orang tuanya!! Kalaulah bukan karena baktimu pula kepada orang tuamu dan orang tua ayah, niscaya aku tidak akan pernah mengenal arti bakti kepada orang tua.

Setelah suratmu datang, baru aku mengerti!! Karena selama ini hal itu tidak pernah engkau ungkapkan, semuanya engkau simpan dalam-dalam seperti semua permasalahan berat yang engkau hadapi selama ini.

Sekarang baru aku mengerti, bahwa hari yang sulit bagi seorang ibu, adalah hari di mana anaknya telah menikah dengan seorang wanita. Di matanya wanita yang telah mendampingi putranya itu adalah manusia yang paling beruntung.

Bagaimana tidak!! Dia dapatkan seorang laki-laki yang telah matang pribadi dan matang ekonomi dari seorang ibu yang telah letih membesarkannya. Dengan detak jantungnya ia peroleh kematangan jiwa dan dari uang ibu itu pula ia dapatkan kematangan ekonomi. Sekarang dengan ikhlas dia berikan kepada seorang wanita yang tidak ada hubungannya, kecuali hubungan dua wanita yang saling berebut perhatian seorang laik-laki. Laki-laki sebagai anak dari ibunya dan ia sebagai suami dari istrinya.

Ibuku sayang ..…

Maafkan aku Ibu!! Ampunkan diriku. Satu tetesan air matamu adalah lautan api bagiku. Janganlah engkau menangis lagi, jangan engkau berduka lagi!! Karena duka dan tangismu menambah dalam jatuhku ke dalam api neraka!! Aku takut Ibu… aku cemas dengan banyaknya dosaku kepada Allah sekarang bertambah pula dengan dosaku terhadapmu. Dengan apa aku ridho Allah, sekiranya engkau tidak meridhoiku. Apa gunanya semua kebaikan sekiranya di matamu aku tidak punya kebaikan!! Bukankah ridho Allah tergantung dengan ridhomu dan sebaliknya bukankah kemurkaan Allah tergantung dengan kemurkaanmu!! Tahukah engkau Ibu, seburuk-buruknya diriku, aku masih merasakan takut kepada murka Allah!! Apalah jadinya hidup jika hidup penuh dengan murka dan laknat serta jauh dari berkah dan nikmat.

Kalau akan murka itu pula yang aku peroleh, izinkan aku membuang semua kebahagiaanku selama ini, demi hanya untuk dapat menyeka air matamu! Kalau akan engkau pula murka kepadaku, izinkan aku datang kepadamu membawa segala yang aku miliki lalu menyerahkannya kepadamu, lalu terserah engkau, mau engkau perbuat apa?!

Sungguh aku tidak mau masuk neraka! Seakalipun -wahai Bunda- aku memiliki kekuasaan seluas kekuasaan Firaun, mempunyai kekayaan sebanyak kekayaan Qarun dan mempunyai keahlian setinggi ilmu Haman. Pastikan wahai Bunda tidak akan aku tukar dengan kesengsaraan di akherat sekalipun sesaat. Siapa pula yang tahan dengan azab neraka, wahai Bunda!!

Ibu Maafkan Anakmu …..

Adapun sebutanmu tentang keluhan dan pengaduan kepada Allah ta’ala, bahwa engkau belum mau mengangkatnya ke langit!! Maka, ampun, wahai Ibu!! Aku angkat seluruh jemariku dan sebelas dengan kepala untuk mohon maaf kepadamu!! Kalaulah itu yang terjadi, do’a itu tersampaikan! Salah ucap pula lisanmu!! Apalah jadinya nanti diriku!! Tentu kebinasaan yang telak. Tentu diriku akan menjadi tunggul yang tumbang disambar petir, apalah gunanya kemegahan sekiranya engkau do’akan atasku kebinasaan, tentu aku akan menjadi pohon yang tidak berakar ke bumi dan dahannya tidak bisa sampai ke langit, di tengahnya dimakan kumbang pula!!

Kalaulah do’amu terucap atasku, wahai Ibu!! maka, tidak ada lagi gunanya hidup, tidak ada lagi gunanya kekayaan, tidak ada lagi gunanya banyak pergaulan.

Ibu …..

Dalam sejarah anak manusia yang kubaca, tidak ada yang bahagia setelah kena kutuk orang tuanya. Itu di dunia, maka aku tidak dapat bayangkan bagaimana nasib bagi yang terkena kutuk di akherat, tentu lebih sengsara.

Ibu ..…

Setelah membaca suratmu, baru aku menyadari kekhilafan, kealfaan dan kelalaianku. Suratmu akan kujadikan benda berharga dan kusimpan dengan dengan baik dalam hidupku, setiap kali aku lalai dalam berkhidmat kepadamu akan aku baca ulang kembali, tiap kali aku lengah darimu akan kutalqin diriku dengannya. Akan kusimpan dalam lubuk hatiku sebelum aku menyimpannya dalam kotak wasiatku. Akan aku sampaikan kepada anak keturunanku bahwa ayah mereka dahulu pernah lalai dalam berbakti, lalu sadar dan kembali kepada kebenaran, ayah mereka pernah berbuat salah, sehingga ia telah menyakiti hati orang yang seharusnya ia cintai, lalu ia kembali kepada petunjuk.

Tua ….. siapa yang tidak mengalami ketuaan, wahai Bunda!! Badanku yang saat ini tegap, rambutku hitam, kulitku kencang, akan datang suatu masa badan yang tegap itu akan ringkih dimakan usia, rambut yang hitam akan dipenuhi uban ditelan oleh masa dan kulit yang kencang itu akan menjadi keriput ditelan oleh zaman.

Burung elang yang terbang di angkasa, tidak pernah bermain kecuali di tempat yang tinggi, suatu saat nanti dia akan jatuh jua, dikejar dan diperebutkan oleh burung kecil lainnya. Singa si raja hutan yang selalu memangsa, jika telah tiba tuanya, dia akan dikejar-kejar oleh anjing kecil tanpa ada perlawanan. Tidak ada kekuasaan yang kekal, tidak ada kekayaan yang abadi, yang tersisa hanya amal baik atau amal buruk yang akan dipertanggungjawabkan.

Ibu …..

Do’akan anakmu ini agar menjadi anak yang berbakti kepadamu di masa banyak anak yang durhaka kepada orang tuanya. Angkatlah ke langit munajatmu untukku agar aku akan memperoleh kebahagiaan abadi di dunia dan di akherat.

Ibu ..…

Sesampainya suratku ini, insya Allah, tidak akan ada lagi air mata yang jatuh karena ulah anakmu, setelah ini tidak ada lagi kejauhan antaraku denganmu, bahagiamu adalah bahagiaku, kesedihanmu adalah kesedihanku, tawamu adalah tawaku dan tangismu adalah tangisku. Aku berjanji untuk selalu berbakti kepadamu buat selamanya dan aku berharap aku dapat membahagiakanmu selama mataku masih berkedip.

Bahagiakanlah dirimu … buanglah segala kesedihan, cobalah tersenyum!! Ini kami, aku, istri, dan anak-anak sedang bersiap-siap untuk bersimpuh di hadapanmu, mencium tanganmu.

Salam Hangat Dari Anakmu

read more